Ticker

Setelah Dioperasi, Kanker Kambuh Kembali.

TANYA:
Dokter, saya wanita 38 tahun, 2 tahun yang lalu saya dioperasi kanker payudara di Jakarta, kemudian dilanjutkan dengan pengobatan kemoterapi lalu hormon tamoksifen sudah selama 1,5 tahun. Saya kontrol sesuai anjuran dokter. Ternyata sekarang kanker kambuh lagi dan menyerang paru-paru saya. Mengapa bisa begitu dok? Apa masih ada obatnya? Terimakasih, mohon jawabannya (Ny. Susan, Pontianak).

JAWAB:
Pengobatan kanker, merupakan pengobatan yang berkesinambungan. Setelah pengobatan utamanya baik berupa operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi hormon, atau terapi kombinasi antara operasi dengan radioterapi atau dengan kemoterapi maupun terapi hormon, tetap harus kontrol secara teratur untuk menilai ada tidaknya kekambuhan atau rekurensi.

Tidak sama halnya dengan pengobatan pada kasus hernia misalnya, dimana setelah operasi mungkin diperlukan kontrol sekitar 1 minggu sampai 1 bulan, setelah itu dinyatakan sembuh dan biasanya tidak terjadi kekambuhan.

Pada pengobatan kanker penilaian kesembuhan ada dua macam yaitu sembuh secara klinis dan sembuh secara patologis.

Sembuh secara klinis artinya, setelah dilakukan upaya pengobatan, maka kankernya hilang dan tidak tampak secara kasat mata, tetapi secara mikroskopis mungkin masih ada bibit-bibit kanker yang tertinggal atau sudah menyebar di bagian tubuh lainnya yang belum dapat terdeteksi dengan pemeriksaan yang ada saat ini, dalam istilah medis hal ini disebut mikrometastasis.

Sembuh secara patologis, artinya kanker sudah hilang, tidak tampak lagi secara kasat mata dan daerah sekitarnya sudah diperiksa secara patologis tidak terdapat sisa kanker. Namun upaya ini sulit dilakukan karena begitu luasnya daerah disekitar kanker yang harus diperiksa, dan juga untuk kanker yang menyebar ke bagian tubuh lainnya juga tidak dapat diperiksa.

Terdapat beberapa terminology untuk menilai respons pengobatan pada suatu kanker yaitu remisi komplit, remisi sebagian, remisi minimal, progresi.

Remisi komplit (complete remission /CR) adalah keadaan dimana kanker sudah tidak terdeteksi lagi setelah pengobatan. Remisi sebagian (partial remission/PR) adalah keadaan dimana ukuran tumor berkurang 50% setelah pengobatan dan tumor tidak tumbuh lagi. Remisi minimal (minimal remission/MR) adalah keadaan dimana ukuran tumor berkurang, namun tidak mencapai 50 %. Sedangkan progresi berarti ukuran tumor justru bertambah besar atau timbul benjolan lain setelah pengobatan atau penderita meninggal karena akibat kankernya.

Tidak Terdeteksi
Dalam penanganan kanker, semua parameter yang berhubungan dengan faktor prognosis dan juga faktor prediksi haruslah diperiksa.

Faktor prognosis untuk menilai kemungkinan kambuh suatu kanker berapa persen dan berapa tahun setelah pengobatan, juga menilai ketahanan hidup penderita setelah diobati dengan pengobatan yang standart.

Faktor prediksi untuk menilai apakah suatu obat yang diberikan akan efektif atau tidak dalam mengobati kanker.

Sebagai contoh pada kanker payudara, untuk memperkirakan prognosis dan prediksi hasil pengobatan perlu diperiksa status reseptor hormon seperti Estrogen reseptor (ER), progsterone reseptor (PR), petanda atau marker genetic yaitu c-erbB-2, p-53. Selain itu juga dilihat hasil pemeriksaan histopatologi berupa jenis kanker, gradasi kanker, kelenjar getah bening di ketiak yang sudah terserang kanker, dan lainnya.

Sebelum dan setelah dilakukan pengobatan, perlu secara teratur diperiksa petanda tumor seperti CA 15-3, CEA. Dibandingkan nilainya sebelum dengan sesudah pengobatan, apakah sama, apakah ada kenaikan. Bila ada kenaikan harus dicurigai adanya kanker yang kemungkinan kambuh lagi.

Alat pemeriksaan yang ada saat ini, seperti rontgent paru, ultrasonografi, bone scanning, CT scan, MRI, laboratorium, tidak dapat mendeteksi adanya mikrometastasis atau adanya penyebaran maupun kekambuhan kanker yang masih sangat kecil ukurannya yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Alat-alat tersebut dapat mendeteksi bila kanker yang kambuh sudah mulai tumbuh. Jadi pada awal setelah pengobatan, deteksi kekambuhan kanker sulit diketahui.

Mengapa Kambuh?
Ilmu pengobatan kanker berkembang demikian pesat. Pengobatan standart beberapa tahun yang lalu dengan saat ini terus diteliti dan dibuat konsensus baru. Terdapat beberapa metode pengobatan yang pada waktu lalu masih diakui yang terbaik dan setelah diteliti dari berbagai penelitian ternyata menimbulkan kekambuhan, maka saat ini beberapa diantaranya sudah dimodifikasi.

Idealnya, semua pemeriksaan yang sudah disebutkan diatas, sebelum dan sesudah pengobatan kanker haruslah diperiksa secara rutin. Namun kembali pada masalah biaya, karena mahal maka terkadang pemeriksaan tidak dilakukan.

Akibatnya dokter tidak dapat membandingkan hasil sebelum dan sesudah pengobatan dan tidak dapat menilai ada tidaknya kekambuhan. Selain itu, kekambuhan pada stadium awal biasanya tanpa gejala. Penderita merasa sehat, tidak ada kelainan. Keluhan terjadi setelah kanker kambuh dengan merusak organ atau jaringan disekitarnya, bisa berupa benjolan, borok, ataupun tulang keropos. Besar kemungkinan, pada saat dilakukan pengobatan berupa operasi, kemoterapi dan terapi hormon, sudah terdapat mikrometastasis yang tidak terdeteksi dan baru muncul dan tumbuh 2 tahun kemudian. Untuk saat sekarang biasanya setelah operasi diberikan kemoterapi yang sesuai , tergantung pada hasil pemeriksaan histopatologi dan lainnya.

Stadium kanker saat dilakukan pengobatan juga berkaitam dengan tingkat kekambuhan. Stadium kanker makin tinggi saat diobati, makin tinggi resiko terjadinya kekambuhan. Pengobatan kanker pada stadium dini mengurangi resiko terjadinya kekambuhan. Prinsip penanganan kanker adalah pengobatan pertama haruslah yang terbaik. Bila terjadi kekambuhan maka pengobatannya menjadi lebih sulit.

Pengobatan yang terbaik terkadang memerlukan biaya obat yang tidak sedikit, sehingga terkadang tidak dapat dilaksanakan secara ideal karena kendala tidak ada biayanya. Hal ini tentunya menambah resiko terjadinya kekambuhan.

Bila sudah terjadi kekambuhan setelah pengobatan yang pertama, maka harus dinilai kembali sifat-sifat kankernya, untuk kemungkinan diberikan pengobatan second line, artinya diberikan obat-obatan diatas obat kemoterapi yang pertama.

Semoga pertanyaannya sudah dapat terjawab. 
Bila masih kurang jelas, atau diantara para pembaca ada yang ingin bertanya tentang masalah tumor dan kanker, dapat menghubungi HP 081321862268 / 05617089720 atau ke Pontianak Post atau ke Klinik Tumor dan Kanker Pontianak (Klinik Rosye Jaya Medika) di Jl.A.R Saleh (BLKI) No. A-5 Pontianak, Telp. 0561-583999.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code