Ticker

20/Tanya Dokter/ticker-posts

Memperingati Hari Kanker Sedunia

Hari kanker sedunia berdasarkan kalender WHO dirayakan setiap tanggal 4 Februari. Perayaan ini dirasa perlu mengingat saat ini penyakit kanker masih menjadi permasalahan yang serius di seluruh dunia, baik di negara-negara yang sudah maju, terlebih lagi pada negara-negara yang masih berkembang. Menurut data terakhir yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, penyakit kanker menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian dengan jumlah kematian mencapai 7,4 juta jiwa atau 13% dari total kematian. Dari jumlah tersebut, dua pertiga penyakit ini terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia.

Diantara jumlah kematian tersebut kanker paru, lambung, hati, kanker kolon, dan kanker payudara menduduki urutan teratas. Jika dilihat dari jenis kelamin pada pria jenis kanker yang frekuensinya paling tinggi adalah kanker paru-paru, hati, colorectal, esofagus, dan prostat, sedangkan pada wanita kanker payudara, paru-paru, lambung, colorectal dan kanker serviks.. Berdasarkan penelitian, sebenarnya 30% dari kematian yang disebabkan oleh penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan pengobatan dan perawatan yang tepat. Jumlah penderita kanker diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan perkiraan jumlah mencapai 12 juta jiwa pada tahun 2030 WHO juga menyebutkan setiap tahun ada 6,25 juta orang baru yang yang menderita kanker

Bagaimana dengan di Indonesia? Dari data Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah populasi yang menderita kanker sekitar 6 persen dari total penduduk. Riset kesehatan dasar Depkes tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk. Dari riset juga diketahui bahwa kanker menduduki urutan ketujuh sebagai penyebab kematian akibat penyakit di Indonesia setelah stroke, tuberculosis, hipertensi, cidera, perinatal, dan diabetes mellitus.

Banyak dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Dampak pertama tentu karena jumlah kematian yang ditimbulkannya sangat tinggi. Kedua, biaya yang dikeluarkan untuk proses pengobatannya juga tidak sedikit. Sebagai mana kita ketahui bahwa obat-obat yang dibutuhkan untuk pengobatan dan tindakan operasi yang dilakukan terhadap proses penyembuhan pasien tentunya tidak sedikit. Berkenaan dengan obat kita ketahui bahwa lebih dari 90 dari bahan baku obat Indonesia masih harus diimpor dari negara lain, dan ini tentu saja membuat harga obat menjadi sangat mahal. Proses pengobatan kanker sendiri memakan waktu yang tidak sebentar. Biasanya terdiri dari beberapa siklus yang harus dilalui oleh pasien. Di sini akan timbul lagi masalah tentang kepatuhan pasien dalam mengikuti proses terapi.

Keberhasilan proses penyembuhan sangat ditunjang oleh seberapa cepat penyakit ini terdeteksi dan sejauh mana kepatuhan pasien dalam menjalani proses terapi atau pengobatan. Semakin cepat kanker terdeteksi (tahap awal) semakin tinggi tingkat keberhasilan untuk mencapai kesembuhan. Keberhasilan ini juga berbanding lurus dengan tingkat kepatuhan pasien mengikuti proses terapi. Proses perkembangannya kanker dibagi dalam empat tahap/ fase. Fase I adalah fase dimana kanker masih terlokalisasi pada satu bagian tubuh, misalnya pada satu titik di payudara, paru, dan lain-lain. Pada fase II kanker sudah mulai berkembang pada bagian tubuh tersebut menjadi lebih luas. Fase III perkembangannya lebih hebat lagi. Fase II dan III proses perkembangannya masih di satu organ tubuh. Fase IV merupakan fase yang sangat ditakuti dimana kanker sudah menyebar atau dalam istilah kesehatan mengalami metastase ke organ-oragan tubuh lainnya. Pada fase terakhir ini proses kesembuhan menjadi sangat sulit. Biasanya upaya pengobatan ditujukan untuk mengurangi tingkat kesakitan saja atau meningkatkan kualitas hidup pasien. Banyak pasien yang datang ke rumah sakit sudah memasuki tahap akhir dari penyakit ini.

Faktor kepatuhan pasien dalam menjalani proses pengobatan juga sangat menentukan kesembuhan. Kepatuhan disini meliputi ketaatan untuk mengikuti jadwal terapi yang biasanya sudah ditetapkan sesuai dengan protokol pengobatan yang dipilih. Protokol pengobatan ini biasanya terdiri dari beberapa siklus misalnya lima siklus. Jarak antara satu siklus dengan siklus berikutnya juga tergantung dari protokol yang dipilih. Ada yang berjarak 1 bulan dan sebagainya. Kepatuhan dalam mengikuti proses inilah yang hendaknya diperhatikan oleh pasien atau keluarga pasien. Hendaknya siklus pengobatan ini diikuti sampai tuntas jangan terputus. Sel-sel kanker adalah sel yang sangat cepat mengalami perkembangan jauh melebihi sel-sel tubuh yang normal. Jika proses pengobatannya tidak tuntas, sel-sel tersebut bisa berkembang lagi menjadi lebih banyak. Ketidakpatuhan terhadap siklus pengobatan ini bisa saja disebabkan oleh faktor biaya. Karena biaya yang dibutuhkan pada pengobatan kanker tidak sedikit, sehingga di masyarakat berkembang pameo yang memplesetkan kanker itu dengan kantong kering. Artinya penyakit yang memang membuat harta yang kita miliki terkuras untuk pengobatan.
Faktor lain yang mungkin juga sering menyebabkan pasien enggan meneruskan pengobatannya adalah karena efek-efek samping yang ditimbulkan oleh pemakaian obat kanker yang terkadang sering menimbulkan ketidaknyamanan. Memang obat kanker diakui sebagai salah satu obat yang memiliki banyak efek samping. Beberapa efek yang dapat timbul seperti kerontokan rambut, daya tahan tubuh yang menurun, sariawan, mual, muntah dan sebagainya. Keluhan efek samping ini prevalensinya cukup tinggi dialami oleh pasien. Tapi kita dihadapkan pada kondisi untuk memilih manfaat dan mudarat. Untuk kasus kanker tentu manfaat pengobatannya jauh lebih besar dibanding ketidaknyaman yang ditimbulkan oleh efek samping obat ini.

Mengetahui betapa besar dampak yang ditimbulkan oleh penyakit kanker, tentu langkah terbaik yang harus dilakukan adalah bagaimana kita dapat terhidar dari penyakit tersebut. Dengan menghindari faktor-faktor yang bisa memicu kanker, kemungkinan terserang oleh penyakit ini bisa diperkecil. Kanker berkembang dari satu sel tunggal yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara faktor genetik seseorang dengan tiga faktor eksternal yang bisa dikategorikan sebagai berikut : karsinogen fisik (radiasi ultraviolet dan proses ionisasi), karsinogen kimia (asbestos, komponen asap rokok, aflatoksin yang ada di makanan, arsen yang merupakan kontaminan air), karsinogen biologi (infeksi virus, bakteri dan parasit). Karsinogen adalah istilah yang digunakan terhadap zat atau bahan yang berpotensi menimbulkan kanker.

Menurut studi yang dilakukan oleh international cancer collaboratories, lebih dari 30 % kasus kanker yang terjadi saat ini dapat dicegah dengan memodifikasi atau menghindari faktor-faktor resikonya. Faktor-faktor resiko tersebut adalah konsumsi rokok, obesitas, kurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan, kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga, konsumsi alkohol, hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HPV, polusi udara serta asap akibat pemakaian bahan bakar padat di rumah tangga. Selain menghindari faktor-faktor resiko tersebut di atas, langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah vaksinasi terhadap virus HPV dan hepatitis B, mengurangi pemaparan terhadap sinar matahari dan yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan deteksi dini terhadap kanker.

• Oleh: Yardi, M.Si, Apt, Staf Pengajar pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2006 – sekarang.



Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code