Dok, Saya ingin bertanya; presentase orang yang meninggal akibat terkena kanker payudara ada berapa banyak ya? Sudah berapa banyak yang meninggal akibat kanker payudara? (Anonim)
Kanker payudara memang merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian pada perempuan. Di Amerika Serikat, pada tahun 2003 ada sekitar 200.000 kasus kanker ganas payudara, dan 50.000 kasus kanker payudara stadium dini. Kematian yang diakibatkannya sekitar 40.000 (pada tahun 2003).
Di Indonesia sendiri, kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Mengenai angka kematiannya, kematian karena kanker payudara dapat ditekan sampai minimal, bila ditemukan pada stadium dini.
Jika kanker dapat ditemukan ketika masih terlokalisasi (belum menyebar sampai kelenjar getah bening), maka 5 tahun setelahnya 97% penderita masih bertahan hidup. Sedangkan, jika kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening tetapi belum menyebar ke tempat lain, 79% penderita masih bertahan hidup pada 5 tahun setelahnya.
Jadi, angka kematian bervariasi, tergantung dari pada stadium mana kanker tersebut ditemukan.
Untuk itu, perlu pemeriksaan payudara sejak dini, apalagi untuk mereka yang berisiko tinggi (misal: riwayat kanker payudara di keluarga, umur di atas 55 tahun, menstruasi pertama pada usia di bawah 12 tahun, atau menopause (berhenti menstruasi) di atas 55 tahun).
Secara umum, untuk setiap perempuan mulai dari usia 40 tahun dianjurkan pemeriksaan payudara secara rutin setiap tahunnya. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah mammografi dan ultrasonografi (USG) untuk melihat apakah ada gambaran mencurigakan ke arah keganasan. Beberapa uji klinik membuktikan bahwa skrining dengan mammografi dapat menekan angka kematian sebesar 20-39 persen untuk wanita usia 50-74 tahun. Sedangkan untuk usia 40-49 tahun, angka kematian turun menjadi 17 persen.
Demikian informasi yang dapat saya berikan, semoga bermanfaat.
Meski belum ada data resmi, namun disebutkan bahwa di negeri ini kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Rata-rata menyerang 10 dari 100.000 wanita. Tapi dalam soal membunuh, kata Drajat Ryanto Suardi - ahli bedah kanker di RS Hasan Sadikin, Bandung - kanker payudara ini menjadi ''setan'' nomor satu bagi wanita.
Sedangkan di tingkat dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 8%-9% wanita di seluruh dunia akan terserang penyakit mematikan ini setiap tahunnya. Persisnya, jumlah penderita kanker payudara akan bertambah sekitar 7 juta kasus. Survei terakhir menunjukkan, tiap tiga menit ditemukan satu kasus baru kanker payudara dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal akibat kanker payudara.
Total jenderal, menurut WHO setiap tahun ada 700.000 wanita di seluruh dunia yang meninggal karena penyakit ini. Di Amerika Serikat sekitar 175.000 kasus baru muncul setiap tahun. Sedangkan di daratan Eropa rata-rata muncul 25.000 pasien baru per-tahun. Belum jelas berapa laki-laki dan berapa wanita di antaranya. Ronald Hukom, ahli kanker payudara dari RS Kanker Dharmais, Slipi, Jakarta Barat, menyebutkan banyak laki-laki yang tak luput dari serangan kanker payudara. Menurutnya, satu dari seratus pasien adalah pria. Bahkan serangannya lebih ganas dan sulit disembuhkan. Sepanjang pengetahuannya, tidak ada pasien laki-laki yang mampu bertahan hidup!
Yang mengenaskan, banyak penderita kanker ini terlambat berobat ke dokter, ''Mereka datang ketika kankernya sudah parah, atau sudah mencapai stadium III dan IV,'' ujarnya pada jumpa pers Herceptin yang bergenerik trastuzumab di Hotel Holiday Inn, Dago, Bandung. Itu berarti sel-sel kankernya sudah ganas dan menyebar ke organ-organ tubuh lain. Bila sudah parah, biasanya dokter cuma memberi pengobatan kemoterapi. Harapan hidupnyapun makin pendek.
Sekedar contoh, Ronald memaparkan tentang pasien yang masuk ke RS. Dharmais pada 1993-1996 - sayang ia tak mengantongi data terkini - disebutkan sebanyak 26 pasien atau 19,1% pasien kanker payudara yang datang sudah berada pada stadium III-B di mana sel kankernya sudah menyebar ke organ-organ lain tubuhnya. Dalam kondisi tersebut, ia memperkirakan peluang hidup sampai lima tahun pasien hanya 20%. Mereka cuma bisa bertahan selama tiga tahun tiga bulan. Adapun 24 pasien lainya datang ketika masih dalam taraf stadium II sehingga memiliki peluang bertahan hidup sampai lima tahun sebanyak 82%.
Kondisi ini bertolak belakang dengan pasien-pasien di negara maju. Tingkat kesadarannya tinggi. Begitu mengetahui ada kelainan di payudaranya, mereka langsung memeriksakan diri. Sebanyak 80% kasus pasien kanker yang dibawa ke dokter masih dalam taraf stadium dini. Tidak mengherankan jika harapan hidup merekapun lebih tinggi.
2 Komentar
Kanker payudara memang merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian pada perempuan. Di Amerika Serikat, pada tahun 2003 ada sekitar 200.000 kasus kanker ganas payudara, dan 50.000 kasus kanker payudara stadium dini. Kematian yang diakibatkannya sekitar 40.000 (pada tahun 2003).
BalasHapusDi Indonesia sendiri, kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Mengenai angka kematiannya, kematian karena kanker payudara dapat ditekan sampai minimal, bila ditemukan pada stadium dini.
Jika kanker dapat ditemukan ketika masih terlokalisasi (belum menyebar sampai kelenjar getah bening), maka 5 tahun setelahnya 97% penderita masih bertahan hidup.
Sedangkan, jika kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening tetapi belum menyebar ke tempat lain, 79% penderita masih bertahan hidup pada 5 tahun setelahnya.
Jadi, angka kematian bervariasi, tergantung dari pada stadium mana kanker tersebut ditemukan.
Untuk itu, perlu pemeriksaan payudara sejak dini, apalagi untuk mereka yang berisiko tinggi (misal: riwayat kanker payudara di keluarga, umur di atas 55 tahun, menstruasi pertama pada usia di bawah 12 tahun, atau menopause (berhenti menstruasi) di atas 55 tahun).
Secara umum, untuk setiap perempuan mulai dari usia 40 tahun dianjurkan pemeriksaan payudara secara rutin setiap tahunnya. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah mammografi dan ultrasonografi (USG) untuk melihat apakah ada gambaran mencurigakan ke arah keganasan. Beberapa uji klinik membuktikan bahwa skrining dengan mammografi dapat menekan angka kematian sebesar 20-39 persen untuk wanita usia 50-74 tahun. Sedangkan untuk usia 40-49 tahun, angka kematian turun menjadi 17 persen.
Demikian informasi yang dapat saya berikan, semoga bermanfaat.
Meski belum ada data resmi, namun disebutkan bahwa di negeri ini kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Rata-rata menyerang 10 dari 100.000 wanita. Tapi dalam soal membunuh, kata Drajat Ryanto Suardi - ahli bedah kanker di RS Hasan Sadikin, Bandung - kanker payudara ini menjadi ''setan'' nomor satu bagi wanita.
BalasHapusSedangkan di tingkat dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 8%-9% wanita di seluruh dunia akan terserang penyakit mematikan ini setiap tahunnya. Persisnya, jumlah penderita kanker payudara akan bertambah sekitar 7 juta kasus. Survei terakhir menunjukkan, tiap tiga menit ditemukan satu kasus baru kanker payudara dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal akibat kanker payudara.
Total jenderal, menurut WHO setiap tahun ada 700.000 wanita di seluruh dunia yang meninggal karena penyakit ini. Di Amerika Serikat sekitar 175.000 kasus baru muncul setiap tahun. Sedangkan di daratan Eropa rata-rata muncul 25.000 pasien baru per-tahun. Belum jelas berapa laki-laki dan berapa wanita di antaranya. Ronald Hukom, ahli kanker payudara dari RS Kanker Dharmais, Slipi, Jakarta Barat, menyebutkan banyak laki-laki yang tak luput dari serangan kanker payudara. Menurutnya, satu dari seratus pasien adalah pria. Bahkan serangannya lebih ganas dan sulit disembuhkan. Sepanjang pengetahuannya, tidak ada pasien laki-laki yang mampu bertahan hidup!
Yang mengenaskan, banyak penderita kanker ini terlambat berobat ke dokter, ''Mereka datang ketika kankernya sudah parah, atau sudah mencapai stadium III dan IV,'' ujarnya pada jumpa pers Herceptin yang bergenerik trastuzumab di Hotel Holiday Inn, Dago, Bandung. Itu berarti sel-sel kankernya sudah ganas dan menyebar ke organ-organ tubuh lain. Bila sudah parah, biasanya dokter cuma memberi pengobatan kemoterapi. Harapan hidupnyapun makin pendek.
Sekedar contoh, Ronald memaparkan tentang pasien yang masuk ke RS. Dharmais pada 1993-1996 - sayang ia tak mengantongi data terkini - disebutkan sebanyak 26 pasien atau 19,1% pasien kanker payudara yang datang sudah berada pada stadium III-B di mana sel kankernya sudah menyebar ke organ-organ lain tubuhnya. Dalam kondisi tersebut, ia memperkirakan peluang hidup sampai lima tahun pasien hanya 20%. Mereka cuma bisa bertahan selama tiga tahun tiga bulan. Adapun 24 pasien lainya datang ketika masih dalam taraf stadium II sehingga memiliki peluang bertahan hidup sampai lima tahun sebanyak 82%.
Kondisi ini bertolak belakang dengan pasien-pasien di negara maju. Tingkat kesadarannya tinggi. Begitu mengetahui ada kelainan di payudaranya, mereka langsung memeriksakan diri. Sebanyak 80% kasus pasien kanker yang dibawa ke dokter masih dalam taraf stadium dini. Tidak mengherankan jika harapan hidup merekapun lebih tinggi.