Ticker

Berobat Di Luar Negeri, Mengapa Bisa Kambuh Lagi?

TANYA:
Dokter, ibu saya umur 52 tahun, menderita kanker payudara kanan. Dua tahun yang lalu sudah berobat di salah satu Rumah Sakit di Kuching Malaysia, dikatakan kanker payudara stadium dua dan dilakukan operasi pengangkatan payudara kanan kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi. Saat ini ibu mengeluh kesakitan di tulang belakang dan untuk bergerak jadi susah.

Selain itu di daerah bekas operasi di bekas payudara kanan timbul benjolan lagi sebesar telur bebek. Sudah berobat ke dokter di Pontianak dan dilakukan pemeriksaan tusuk jarum, rontgent, USG, hasilnya dikatakan benjolan yang ada di daerah bekas operasi adalah kanker yang kambuh kembali, selain itu kanker sudah menyebar ke tulang belakang dan liver, dan dikatakan kankernya sudah stadium empat.

Mengapa kankernya bisa kambuh lagi dan bahkan menyebar ke tulang belakang, dan liver padahal sudah dioperasi dan kemoterapi? Lalu adakah upaya pengobatan selanjutnya yang dapat menyembuhkan kanker ibu saya? Mohon jawabannya dok. Terimakasih. (Tono, Pontianak).

JAWAB:
Pengobatan kanker, merupakan pengobatan yang berkesinambungan. Setelah pengobatan utamanya baik berupa operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi hormon, atau terapi kombinasi antara operasi dengan radioterapi atau dengan kemoterapi maupun terapi hormon, tetap harus kontrol secara teratur untuk menilai ada tidaknya kekambuhan atau rekurensi.

Pada pengobatan kanker penilaian kesembuhan ada dua macam yaitu sembuh secara klinis dan sembuh secara patologis. Sembuh secara klinis artinya, setelah dilakukan upaya pengobatan, maka kankernya hilang dan tidak tampak secara kasat mata, tetapi secara mikroskopis mungkin masih ada bibit-bibit kanker yang tertinggal atau sudah menyebar di bagian tubuh lainnya yang belum dapat terdeteksi dengan pemeriksaan yang ada saat ini.

Sembuh secara patologis, artinya kanker sudah hilang, tidak tampak lagi secara kasat mata dan daerah sekitarnya sudah diperiksa secara patologis tidak terdapat sisa kanker. Namun upaya ini sulit dilakukan karena begitu luasnya daerah disekitar kanker yang harus diperiksa, dan juga untuk kanker yang menyebar ke bagian tubuh lainnya juga tidak dapat diperiksa. Terdapat beberapa terminologi untuk menilai respons pengobatan pada suatu kanker yaitu remisi komplit, remisi sebagian, remisi minimal progresif.

Remisi komplit (complete remission/CR) adalah keadaan dimana kanker sudah tidak terdeteksi lagi setelah pengobatan. Remisi sebagian (partial remission/PR) adalah keadaan dimana ukuran tumor berkurang 50% setelah pengobatan dan tumor tidak tumbuh lagi. Remisi minimal (minimal remission/MR) adalah keadaan dimana ukuran tumor berkurang, namun tidak mencapai 50%. Sedangkan progresi berarti ukuran tumor justru bertambah besar atau timbul benjolan lain setelah pengobatan atau penderita meninggal karena akibat kankernya.

Tidak Terdeteksi
Dalam penanganan kanker, semua parameter yang berhubungan dengan faktor prognosis dan juga faktor prediksi haruslah diperiksa. Faktor prognosis untuk menilai kemungkinan kambuh suatu kanker berapa persen dan berapa tahun setelah pengobatan, juga menilai ketahanan hidup penderita setelah diobati dengan pengobatan yang standart. Faktor prediksi untuk menilai apakah suatu obat yang diberikan akan efektif atau tidak dalam mengobati kanker.

Sebagai contoh pada kanker payudara, untuk memperkirakan prognosis dan prediksi hasil pengobatan perlu diperiksa status reseptor hormon seperti Estrogen reseptor (ER), progsterone reseptor (PR), petanda atau marker genetic yaitu c-erbB-2, p-53. Selain itu juga dilihat hasil pemeriksaan histopatologi berupa jenis kanker, gradasi kanker, kelenjar getah bening di ketiak yang sudah terserang kanker, dan lainnya.

Sebelum dan setelah dilakukan pengobatan, perlu secara teratur diperiksa petanda tumor seperti CA 15-3, CEA. Dibandingkan nilainya sebelum dengan sesudah pengobatan, apakah sama, apakah ada kenaikan. Bila ada kenaikan harus dicurigai adanya kanker yang kemungkinan kambuh lagi.

Alat pemeriksaan yang ada saat ini, seperti rontgent paru, ultrasonografi, bone scanning, CT scan, MRI, laboratorium, tidak dapat mendeteksi adanya mikrometastasis atau adanya penyebaran maupun kekambuhan kanker yang masih sangat kecil ukurannya yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Alat-alat tersebut dapat mendeteksi bila kanker yang kambuh sudah mulai tumbuh. Jadi pada awal setelah pengobatan, deteksi kekambuhan kanker sulit diketahui.

Mengapa Kambuh?
Idealnya, semua pemeriksaan yang sudah disebutkan diatas, sebelum dan sesudah pengobatan kanker haruslah diperiksa secara rutin, sehingga dokter dapat membandingkan hasil sebelum dan sesudah pengobatan dan dapat menilai ada tidaknya kekambuhan.

Pada umumnya kekambuhan pada stadium awal biasanya tanpa gejala. Penderita merasa sehat, tidak ada kelainan. Keluhan terjadi setelah kanker kambuh di tempat bekas operasi, kemudian merusak organ atau jaringan disekitarnya, bisa berupa benjolan, borok, ataupun tumbuh di tempat jauh atau metastasis baik apakah di paru, liver atau tulang, sehingga bisa membuat tulang menjadi hancur terutama di tulang belakang.

Besar kemungkinan, pada saat dilakukan pengobatan berupa operasi dan kemoterapi, sudah terdapat mikrometastasis yang tidak terdeteksi dua tahu kemudian. Untuk saat sekarang biasanya setelah operasi diberikan kemoterapi, tergantung pada hasil pemeriksaan histopatologi dan lainnya.

Kekambuhan lokal seperti pada kasus diatas, bisa saja terjadi, karena yang dinilai sembuh sesudah operasi dan radioterapi adalah sembuh secara klinis bukan sembuh secara patologis. Bisa saja pada saat setelah pengobatan masih ada sisa infiltrasi kanker disekitar daerah operasi dan tidak mati seluruhnya dengan operasi dan kemoterapi yang akhirnya kambuh kembali.

Prinsip penanganan kanker adalah pengobatan pertama haruslah yang terbaik. Bila terjadi kekambuhan maka pengobatannya menjadi lebih sulit. Tidak selamanya pengobatan di luar negeri itu lebih baik. Di negara kita para ahli kanker sudah ada.

Semoga pertanyaannya sudah dapat terjawab. 
Bila masih kurang jelas, atau diantara para pembaca ada yang ingin bertanya tentang masalah tumor dan kanker, dapat menghubungi HP 081321862268 atau ke Pontianak Post atau ke Klinik Tumor dan Kanker Pontianak (Klinik Rosye Jaya Medika) di Jl.A.R Saleh (BLKI) No. A-5 Pontianak, Telp. 0561-583999.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Mengapa Kambuh?
    Idealnya, semua pemeriksaan yang sudah disebutkan diatas, sebelum dan sesudah pengobatan kanker haruslah diperiksa secara rutin, sehingga dokter dapat membandingkan hasil sebelum dan sesudah pengobatan dan dapat menilai ada tidaknya kekambuhan.

    Pada umumnya kekambuhan pada stadium awal biasanya tanpa gejala. Penderita merasa sehat, tidak ada kelainan. Keluhan terjadi setelah kanker kambuh di tempat bekas operasi, kemudian merusak organ atau jaringan disekitarnya, bisa berupa benjolan, borok, ataupun tumbuh di tempat jauh atau metastasis baik apakah di paru, liver atau tulang, sehingga bisa membuat tulang menjadi hancur terutama di tulang belakang.

    Besar kemungkinan, pada saat dilakukan pengobatan berupa operasi dan kemoterapi, sudah terdapat mikrometastasis yang tidak terdeteksi dua tahu kemudian. Untuk saat sekarang biasanya setelah operasi diberikan kemoterapi, tergantung pada hasil pemeriksaan histopatologi dan lainnya.

    Kekambuhan lokal seperti pada kasus diatas, bisa saja terjadi, karena yang dinilai sembuh sesudah operasi dan radioterapi adalah sembuh secara klinis bukan sembuh secara patologis. Bisa saja pada saat setelah pengobatan masih ada sisa infiltrasi kanker disekitar daerah operasi dan tidak mati seluruhnya dengan operasi dan kemoterapi yang akhirnya kambuh kembali.

    Prinsip penanganan kanker adalah pengobatan pertama haruslah yang terbaik. Bila terjadi kekambuhan maka pengobatannya menjadi lebih sulit. Tidak selamanya pengobatan di luar negeri itu lebih baik. Di negara kita para ahli kanker sudah ada.

    Semoga pertanyaannya sudah dapat terjawab. Bila masih kurang jelas, atau diantara para pembaca ada yang ingin bertanya tentang masalah tumor dan kanker, dapat menghubungi HP 081321862268 atau ke Pontianak Post atau ke Klinik Tumor dan Kanker Pontianak (Klinik Rosye Jaya Medika) di Jl.A.R Saleh (BLKI) No. A-5 Pontianak, Telp. 0561-583999.

    BalasHapus

Ad Code