Ticker

Kanker Payudara; Tidak Mau Dioperasi, Berbahayakah?

TANYA:
Dok, isteri saya, usia 27 tahun, pada payudara kanannya ada benjolan besar. Sudah diperiksakan ke dokter, dan sudah dilakukan tusuk jarum, dan dinyatakan menderita kanker payudara. Saat sekarang kulit diatas benjolan sudah mulai keras dan berwarna kemerahan. Dianjurkan oleh dokter untuk kemoterapi lalu operasi. Isteri saya masih belum siap dan masih menolak. Apakah berbahaya dok? Jawaban dokter kami tunggu. Terimakasih. (Wiwi, Singkawang).

JAWAB:
Kanker payudara memang banyak sekali variasinya. Setiap penderita walaupun sama-sama menderita kanker payudara, namun masalahnya belum tentu sama, sehingga pengobatannyapun antara satu penderita dengan penderita lainnya bisa berbeda. Seperti tailor made, tiap-tiap penderita memiliki terapi sesuai penyakitnya.

Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari sistem kelenjar payudara, dapat mengenai kelenjarnya dan juga saluran kelenjarnya. Dari kelenjar payudara, kanker ini dapat menyebar ke kelenjar getah bening di ketiak melalui saluran kelenjar getah bening yang banyak terdapat di sekitar payudara. Dari kelenjar getah bening di ketiak kemudian masuk ke pembuluh darah dan mengikuti sistim aliran darah dan menyebar jauh, ke paru-paru, ke liver, ke tulang belakang, atau ke otak.

Penyebaran kanker ke tempat yang jauh atau metastasis ternyata tidak hanya tergantung pada ukuran tumornya saja, melainkan juga dipengaruhi faktor lainnya.

Kanker ukuran kecilpun, misalnya hanya 1 cm, sering ditemukan sudah terdapat metastasis di paru-paru. Sebaliknya kanker yang ukuran besar, terkadang belum ditemukan di paru-paru secara makroskopis, walaupun secara mikoroskopis mungkin sudah ada, hal ini disebut sebagai mikrometastasis.

Untuk kedua kasus diatas, perlu terlebih dahulu ditentukan stadiumnya. Apakah sudah ada di paru, liver atau tempat lainnya dengan pemeriksaan rontgen foto dan lainnya. Bila sudah terdapat penyebaran tumor di paru atau lainnya berarti sudah stadium empat. Bila belum, maka untuk kasus pertama masih stadium 2A, sedangkan kasus kedua stadium 3B.

Untuk kanker payudara stadium tiga, maka pengobatannya adalah diberikan obat anti kanker terlebih dahulu atau kemoterapi, kemudian dilihat responsnya.

Bila responsnya baik dilanjutkan dengan operasi. Untuk kanker stadium 4 maka, pengobatannya hanyalah kemoterapi. Sedangkan untuk stadium 2 A, bila payudaranya ukurannya besar, bisa dilakukan operasi kemudian dilanjutkan kemoterapi.

Biopsi tusuk jarum memang dapat menentukan suatu tumor payudara adalah kanker. Pemeriksaan yang menjadi golden standart atau pemeriksaan akhir untuk menentukan tindakan pengobatan, yang terbaik adalah pemeriksaan histopatologi atau patologi anatomi. Untuk pemeriksaan patologi anatomi maka diperlukan biopsi jaringan tumornya, apakah dengan biopsi insisi (hanya sebagian tumornya saja yang diangkat), biopsi eksisi (seluruh tumor dan jaringan sehat sekitar tumor diangkat). Kemudian dari sediaan atau hasil pemeriksaan histopatologi itu juga diperiksa beberapa faktor prognostik maupun faktor prediksi dengan cara pemeriksaan imunohistokimia.

Pemeriksaan faktor prognostik maupun faktor prediksi ini tidak dapat dilakukan dari sediaan biopsi tusuk jarum atau FNAB. Faktor prediksi ini sangat berguna untuk memperkirakan respons suatu kanker apakah dapat diobati oleh suatu obat anti kanker atau tidak. Sementara faktor prognostik, berguna untuk memperkirakan prognosis atau tingkat keberhasilan suatu pengobatan kanker.

Untuk kanker stadium 3 yang pertumbuhannya relatif cepat pada usia muda dibawah 35 tahun, ataupun pada orang tua dengan kanker payudara dengan stadium 4, maka perlu dicari dan diketahui fator prediksi yang dapat memperkirakan apakah suatu obat anti kanker dapat bekerja dengan efektif atau tidak.

Faktor prognostik dan prediksi yang perlu diperiksa adalah Estrogen Reseptor (ER), Progesteron Reseptor (PR), C-erb-B2 , kadang juga P-53. 

Bila ER positif dan PR positif, C-erb-B2 negatif, artinya bahwa obat anti kanker baik kemoterapi ataupun terapi hormon akan dapat bekerja dengan baik.

Tergantung pada usia, kecepatan atau progresivitas suatu kanker payudara tumbuh.
Bila pertumbuhannya cepat, ada penyebaran di organ visceral seperti paru atau liver, maka pemberian khemoterapi akan lebih tepat.

Pada usia tua post menopause,atau ada penyebaran kanker ke tulang belakang terapi hormonal bisa menjadi pilihan.

Bila ER negatif, PR negatif, C-Erb-B2 negatif, maka kemoterapi menjadi pilihan utama. Bila C-Erb-B2 positif, inilah yang menjadi masalah. Walaupun ER dan PR positif sekalipun, maka obat-obat anti kanker akan sulit menyerang sel kanker, karena sel-sel kanker dibentengi oleh C-Erb-B2 ini pada permukaan selnya sehingga obat-obat anti kanker tidak dapat masuk ke dalam sel kanker.

Untuk kasus dengan C-Erb-B2 positif, maka sebelum diberikan obat antikanker (kemoterapi) atau terapi hormon, terlebih dahulu harus diberikan obat anti C-Erb-B2 ini terlebih dahulu. Masalahnya adalah walaupun obat-obatan ini sudah ada di Pontianak, namun harganya sangat mahal.

Demikian pula karena untuk pemeriksaan faktor prediksi dan prognostik ini diperlukan biopsi dengan cara operasi dan biaya pemeriksaannya juga lumayan mahal, maka terkadang tidak dapat dilakukan, sehingga dasar pengobatan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan biopsi tusuk jarum atau pemeriksaan patologi anatomi saja tanpa imuohistokimia.

Semoga pertanyaannya sudah dapat terjawab.
Bila masih kurang jelas, atau diantara para pembaca ada yang ingin bertanya tentang masalah tumor dan kanker, dapat menghubungi HP 081321862268 / 05617089720 atau ke Pontianak Post atau ke Klinik Tumor dan Kanker Pontianak (Klinik Rosye Jaya Medika) di Jl.A.R Saleh (BLKI) No. A-5 Pontianak, Telp. 0561-583999.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code