Ticker

20/Tanya Dokter/ticker-posts

Terapi Hormon Pada Kanker Payudara

TANYA:
1. Dokter, saya wanita 51 tahun, menderita kanker payudara dan sudah dioperasi di Jakarta 7 tahun yang lalu, sesudahnya diberikan obat hormon tamoksifen selama 5 tahun. Delapan bulan yang lalu, saya sulit berjalan karena tulang pinggul kiri saya terasa sakit. Saya sudah berobat ke salah satu rumah sakit di salah satu kota di Malaysia dan setelah diperiksa dengan CT-scan dan lainnya ternyata terjadi pengeroposan tulang pinggul akibat penyebaran kanker payudara. Dikatakan harapan sembuhnya kecil dan usia hidup saya tidak lama, tiga bulan lagi katanya. Saya jadi stress dok. Apakah penyakit saya masih ada obatnya? Tolong dijawab dok, dan terimakasih atas jawabannya. (Ny. Tina, Pontianak).

2. Dok, saya wanita 29 tahun, pada payudara kanan saya ada benjolan sebesar telur ayam, sudah dilakukan operasi dan diperiksa dan ternyata hasilnya kanker payudara. Dikatakan saya harus operasi lagi untuk pengangkatan seluruh payudara kanan. Apakah ada cara lain selain operasi dok? Terimakasih atas jawabannya, dan saya tunggu. (Ny. Sari, Singkawang).

3. Dok, ibu saya usia 70 tahun, pada payudara kanannya ada benjolan sebesar telur ayam yang dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Apakah itu kanker dok? Kalau kanker apakah ada pengobatan tanpa harus dioperasi? Terimakasih. Jawabannya saya tunggu. (Ratih, Pontianak).


JAWAB:
Walaupun sama-sama terkena kanker payudara, namun pada kenyataannya setiap penderita yang terkena penyakit ini mempunyai karakteristik masing-masing yang berbeda antara penderita yang satu dengan yang lainnya.

Dari ketiga contoh kasus diatas saja, persoalannya berbeda-beda sehingga penanganannyapun tidak dapat persis disamakan.

Kanker payudara erat kaitannya dengan hormon estrogen pada wanita. Hormon inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya kanker payudara. Hormon estrogen dihasilkan oleh ovarium atau indung telur pada wanita.

Dalan keadaan normal, estrogen diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan berfungsinya organ- organ reproduksi yaitu rahim, vagina, payudara, indung telur seperti siklus menstruasi, kehamilan dan lainnya. Selain itu estrogen juga penting untuk mempertahankan densitas tulang agar tidak mudah keropos atau osteoporosis, juga menurunkan kadar kholesterol sehingga mengurangi resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Keaktifan indung telur untuk memproduksi estrogen juga dipengaruhi oleh kelenjar yang ada diotak. Yang memegang peranan penting dalam proses ini adalah hubungan hipotalamus, hipofise dan ovarium (indung telur) yang mengatur produksi estrogen.

Hipotalamus mengatur sekresi hormon gonadotropin yang diproduksi oleh kelenjar hipofise melalui faktor Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH).

GnRH ini merangsang pelepasan Luteinizing Hormon (LH) dan Follicle Stimulating Hormon (FSH) dari hipofise.

LH dan FSH ini erat kaitannya dengan produksi estrogen oleh indung telur.

Pada wanita yang masih dalam masa reproduksi dimana siklus haid masih aktif dan belum menopause, estrogen terutama dihasilkan dari ovarium dan mengikuti siklus haid tersebut.
Pada wanita yang sudah menopause estrogen dihasilkan bukan dari indung telur lagi karena indung telur sudah berhenti berproduksi, tetapi dihasilkan dari sumber diluar ovarium, yaitu dari kelenjar adrenal, lemak, kulit, otot, liver, dan kanker payudara itu sendiri melalui suatu proses dengan bantuan enzym aromatase.

Terapi kanker payudara sangat ditentukan oleh berbagai faktor pada saat kanker itu diobati yaitu stadium kankernya, ukuran tumor, ada tidaknya dan berapa banyak kelenjar getah bening diketiak yang positif kanker, jenis histopatologi dan gradasi tumor.

Juga ditentukan oleh positif atau tidaknya faktor prediksi seperti estrogen reseptor, progesterone reseptor, c-erb-B2, dan lainnya. Selain itu juga pengobatannya dikelompokkan pada wanita belum menopause (premenopause) atau sudah menopause (postmenopause) dan usianya.

Terapi Hormon
Hingga saat kini pengobatan kanker payudara adalah berupa operasi, kemoterapi, radioterapi dan terapi hormon. Kapan terapi hormon diberikan? Apa saja jenis hormon yang diberikan untuk pengobatan kanker payudara?

Terapi hormon secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu terapi ablative (ablasi) dan terapi additive (addisi).

Terapi ablasi bertujuan dan bekerja langsung menghentikan produksi atau pabrik estrogennya yaitu terutama pada ovarium pada wanita premenopause dan kelenjar adrenal pada wanita postmenopause.

Terapi addisi bertujuan dan bekerja secara langsung pada sel kanker yang bersifat sangat tergantung pada hormon (hormon dependent), dengan menghalangi estrogen yang sudah dilepaskan dari ovarium dan beredar ditubuh supaya tidak berikatan dengan sel-sel kanker sehingga dapat menghambat pertumbuhan kanker.

Jadi, dalam hal ini produksi estrogen masih tetap berlangsung. Ke dalam kelompok terapi addisi ini banyak sekali golongan obat-obatannya. Ada obat golongan estrogenic, androgen, antiestrogen, progestin, antiprogestin, dan golongan selective estrogen receptor modulators (SERMs).

Di antara berbagai obat-obatan dari kelompok addisi ini yang paling dikenal dan paling banyak digunakan dan efeknya juga sangat baik adalah obat tamoksifen.

Tamoksifen dan obat golongan SERMs lainnya memiliki dua efek yaitu agonist dan antagonist artinya berefek antiestrogen pada sel kanker payudara, tetapi tetap berefek estrogenik pada jaringan lainnya seperti pada rahim, vagina, tulang. Tamoksifen yang terbaik harus diminum setiap hari selama 5 tahun.

Terapi ablasi, dapat dengan cara operasi, radiasi maupun kimiawi. Terapi ablasi dengan cara operasi dapat secara langsung berupa pengangkatan indung telur (oovarektomi) pada wanita premenopause atau pengangkatan kelenjar adrenal (adrenalektomi) pada wanita postmenopause. Bisa juga secara tidak langsung dengan pengangkatan kelenjar hypofise (hypofisektomi).

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, terapi ablasi dengan cara operasi maupun radiasi ternyata efek sampingnya sangat banyak dan sangat hebat, sehingga kedua cara ini saat ini sudah tidak digunakan lagi.

Terapi ablasi secara kimiawi dengan menggunakan obat-obatan, pada wanita premenopause dengan menggunakan obat-obatan golongan Luteninizing hormone-releasing hormone (LHRH) antara lain goserelin, yang pemakaiannya disuntikkan di bawah kulit disekitar bawah pusar. Sementara pada wanita premenopause, menggunakan obat-obatan golongan penghambat enzim aromatase, yaitu golongan obat aromatase inhibitors berupa tablet yang diminum.

Pada kasus-kasus kanker payudara yang sudah menyebar ke tulang dan menyebabkan tulang keropos, dan menyebabkan rasa sakit dan ancaman tulang patah, dapat digunakan obat-obatan yang dapat menghambat proses keroposnya tulang dan merangsang pembentukan tulang baru, sehingga dapat menghilangkan rasa sakit dan mencegah terjadinya patah tulang patologis.

Jawaban kasus
Untuk ibu Tina, memang penyakit kanker payudara ibu sudah stadium lanjut, tetapi bukan berarti tidak ada obatnya. Hidup dan meninggalnya seseorang hanyalah rahasia Allah. Sebagai dokter sekalipun tidak bisa mengatakan sekian bulan lagi, walaupun secara statistik dan penelitian ilmiah memang ada yang disebut tingkat harapan hidup atau survival.

Kenyataannya ibu sudah melewati 3 bulan itu.
Ibu tidak usah stress, pada kasus ibu ini masih dapat diobati dengan terapi hormon dengan menggunakan obat hormon lainnya yang lebih cocok, karena kemungkinan ibu sudah menopause dan juga sudah mengkonsumsi tamoksifen 5 tahun. Untuk sakit pada tulang pinggul dapat diberikan obat-obat penghambat tulang keropos dan perangsang tulang baru sehingga rasa sakit dan patah tulang dapat dicegah. Segeralah ibu pergi ke dokter.

Untuk Ny. Sari, karena sudah dipastikan kanker payudara, memang yang terbaik adalah segera payudaranya diangkat dengan cara operasi. Sesudah itu dapat diteruskan dengan menggunakan kemoterapi atau hormon atau kombinasi kemoterapi dan hormon, tergantung hasil operasi nanti. Bila masih ingin memiliki payudara lagi, nanti setelah satu tahun bebas penyakit, dapat dibentuk payudara buatan.

Untuk Ny. Ratih, sebaiknya ibu anda segera dipastikan apakah benjolan di payudara kanannyanya itu tumor jinak ataukah kanker, dengan cara operasi. Bila ternyata kanker, maka kelenjar getah bening (kgb) di ketiak harus dibersihkan dan diperiksa. Bila kgb di ketiak kanan negatif, kemudian pemeriksaan estrogen reseptor positif, maka pengobatan selanjutnya adalah terapi hormon, dapat menggunakan tamoksifen.

Semoga pertanyaan sudah dapat terjawab.

Bila masih kurang jelas, atau diantara para pembaca ada pertanyaan tentang masalah tumor dan kanker, dapat menghubungi: HP 081321862268 atau ke Pontianak Post atau Ke Klinik Tumor dan Kanker Pontianak (Klinik Rosye Jaya Medika) di Jl.A.R Saleh (BLKI) No.A5, Pontianak, Telepob (0561)-583999.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Salam kenal,

    Sekedar menambahkan, setahu saya bahwa terapi hormon hanya diberlakukan bila pasiennya memiliki ER+. Bila ER-, maka bila pasien tidak ingin dioperasi, kemungkinan dapat dilakukan terapi lainnya: radioterapi, kemo, target terapi.

    Utk Tamoxifen, memang salah satu efek sampingnya ada mempercepat tulang keropos/osteoporosis.


    Saya juga ingin membagikan informasi tentang supplemen untuk meningkatkan daya tahan bagi penderita kanker.

    Sila browse ke link ini:
    http://www.cancerhelps.com/

    BalasHapus
  2. wah, ternyata terapi hormon untuk kanker payudara dapat menjadi pilihan lain untuk pengobatan kanker payudara ya..

    BalasHapus

Ad Code