TANYA:
1. Dokter, saya wanita 35 tahun, menderita kanker payudara. Oleh dokter yang menangani saya dikatakan stadium tiga, dan harus menjalani kemoterapi baru kemudian operasi. Saya pribadi mau dok, mengikuti anjuran dokter, namun suami saya keberatan dan melarang saya. Apa yang harus saya lakukan dok?Terimakasih. (Tati, Pontianak)
2. Dokter, saya ibu rumah tangga, usia 40 tahun, saya menderita kanker payudara kiri dan sudah dioperasi. Saat ini saya harus menjalani kemoterapi. Namun dukungan suami saya rasakan sangat kurang. Apakah saya tetap harus menjalani kemoterapi itu dok? Terimakasih atas jawabannya. (Ny. Lela, Pontianak)
2. Dokter, saya ibu rumah tangga, usia 40 tahun, saya menderita kanker payudara kiri dan sudah dioperasi. Saat ini saya harus menjalani kemoterapi. Namun dukungan suami saya rasakan sangat kurang. Apakah saya tetap harus menjalani kemoterapi itu dok? Terimakasih atas jawabannya. (Ny. Lela, Pontianak)
JAWAB:
Bila ada salah seorang anggota keluarga yang sakit dan perlu perawatan, maka akan terjadi perubahan pola kehidupan pada keluarga tersebut, dimana anggota keluarga yang sehat akan hidup bersama dengan yang sakit.
Bila isteri sakit dan harus dirawat misalnya, suami dan anak-anak tentunya akan ikut terkena imbasnya. Tidak ada lagi peran seorang ibu dirumah, dan perannya harus digantikan oleh suami atau anak-anak bila sudah cukup dewasa.
Sementara itu suami yang sehat juga harus memberi perhatian khusus untuk isteri yang sedang sakit. Harus meluangkan waktu ke rumah sakit, menunggunya bahkan harus menginap . Ada pengeluaran biaya ekstra diluar rencana, yang bahkan mungkin sangat besar. Perlu tenaga ekstra untuk hidup di dua tempat, di rumah sakit dan di rumah sendiri, ditambah lagi tetap harus bekerja di kankor dan masalah lainnya. Dengan kata singkat, bila isteri sakit, maka suami jadi repot segalanya .
Tentunya suami berharap penyakit isteri akan cepat sembuh dan kembali normal seperti biasa, sehingga segala kerepotan akan selesai sudah.
Untuk penyakit bukan kanker, mungkin perawatan tidak terlalu lama, dan tingkat kesembuhan bisa segera tercapai, sehingga isteri dapat segera sembuh dan kembali ke kehidupan normal dalam keluarga seperti biasa. Namun bila menderita kanker, maka persoalannya akan berbeda.
Penderita kanker memerlukan pengobatan dan perawatan khusus di rumah sakit atau klinik , bahkan untuk jenis kanker tertentu harus tetap kontrol untuk jangka waktu yang sangat panjang dan biaya yang besar.
Reaksi Berbeda.
Kanker adalah penyakit yang sangat serius dan mematikan bila tidak diobati dengan baik dan benar. Penderita kanker dan keluarganya terkadang berpikiran kalau sudah terkena kanker, maka siap-siap untuk hidup tidak lama lagi, walaupun hal ini sebenarnya tidaklah benar.
Reaksi berbeda akan muncul bila isteri sudah dipastikan terkena penyakit kanker. Untuk penderita (isteri) akan timbul rasa takut,bingung, tidak percaya, cemas, gelisah, marah,sedih, sampai akhirnya pasrah.
Untuk suami juga berbeda reaksinya, dan sangat individual, tergantung pada tipe dan sifat suami. Ada tipe suami yang sangat membantu penyembuhan isteri, ada juga yang tidak mau membantu , atau ada juga yang mau membantu walupun tidak sepenuhnya.
Tipe suami yang sangat sayang dan memberikan semangat pada isteri , menganjurkan dan selalu menyertai isteri yang sakit ke dokter. Saat isteri dalam keadaan tertekan dalam kesedihan, suami memberikan semangat dan dorongan. Saat isteri menolak pengobatan, suami justru menganjurkan agar diobati yang terbaik. Saat isteri harus dirawat di rumah sakit untuk menjalani pengobatan operasi atau kemoterapi yang memerlukan waktu lama, suami setia mendampingi. Untuk urusan biaya dan kerepotan lainnya selama pengobatan, suami yang mengurusnya. Saat harus kontrol rutin ke dokter, suami siap mengantarnya.
Tipe suami ini memang tipe yang ideal dan sangat dibutuhkan untuk membantu kesembuhan penyakit kanker yang diderita isterinya. Sebaliknya ada tipe suami yang tidak mau tahu tentang penyakit istrinya.
Bila ada salah seorang anggota keluarga yang sakit dan perlu perawatan, maka akan terjadi perubahan pola kehidupan pada keluarga tersebut, dimana anggota keluarga yang sehat akan hidup bersama dengan yang sakit.
Bila isteri sakit dan harus dirawat misalnya, suami dan anak-anak tentunya akan ikut terkena imbasnya. Tidak ada lagi peran seorang ibu dirumah, dan perannya harus digantikan oleh suami atau anak-anak bila sudah cukup dewasa.
Sementara itu suami yang sehat juga harus memberi perhatian khusus untuk isteri yang sedang sakit. Harus meluangkan waktu ke rumah sakit, menunggunya bahkan harus menginap . Ada pengeluaran biaya ekstra diluar rencana, yang bahkan mungkin sangat besar. Perlu tenaga ekstra untuk hidup di dua tempat, di rumah sakit dan di rumah sendiri, ditambah lagi tetap harus bekerja di kankor dan masalah lainnya. Dengan kata singkat, bila isteri sakit, maka suami jadi repot segalanya .
Tentunya suami berharap penyakit isteri akan cepat sembuh dan kembali normal seperti biasa, sehingga segala kerepotan akan selesai sudah.
Untuk penyakit bukan kanker, mungkin perawatan tidak terlalu lama, dan tingkat kesembuhan bisa segera tercapai, sehingga isteri dapat segera sembuh dan kembali ke kehidupan normal dalam keluarga seperti biasa. Namun bila menderita kanker, maka persoalannya akan berbeda.
Penderita kanker memerlukan pengobatan dan perawatan khusus di rumah sakit atau klinik , bahkan untuk jenis kanker tertentu harus tetap kontrol untuk jangka waktu yang sangat panjang dan biaya yang besar.
Reaksi Berbeda.
Kanker adalah penyakit yang sangat serius dan mematikan bila tidak diobati dengan baik dan benar. Penderita kanker dan keluarganya terkadang berpikiran kalau sudah terkena kanker, maka siap-siap untuk hidup tidak lama lagi, walaupun hal ini sebenarnya tidaklah benar.
Reaksi berbeda akan muncul bila isteri sudah dipastikan terkena penyakit kanker. Untuk penderita (isteri) akan timbul rasa takut,bingung, tidak percaya, cemas, gelisah, marah,sedih, sampai akhirnya pasrah.
Untuk suami juga berbeda reaksinya, dan sangat individual, tergantung pada tipe dan sifat suami. Ada tipe suami yang sangat membantu penyembuhan isteri, ada juga yang tidak mau membantu , atau ada juga yang mau membantu walupun tidak sepenuhnya.
Tipe suami yang sangat sayang dan memberikan semangat pada isteri , menganjurkan dan selalu menyertai isteri yang sakit ke dokter. Saat isteri dalam keadaan tertekan dalam kesedihan, suami memberikan semangat dan dorongan. Saat isteri menolak pengobatan, suami justru menganjurkan agar diobati yang terbaik. Saat isteri harus dirawat di rumah sakit untuk menjalani pengobatan operasi atau kemoterapi yang memerlukan waktu lama, suami setia mendampingi. Untuk urusan biaya dan kerepotan lainnya selama pengobatan, suami yang mengurusnya. Saat harus kontrol rutin ke dokter, suami siap mengantarnya.
Tipe suami ini memang tipe yang ideal dan sangat dibutuhkan untuk membantu kesembuhan penyakit kanker yang diderita isterinya. Sebaliknya ada tipe suami yang tidak mau tahu tentang penyakit istrinya.
1 Komentar
Dok istri saya ada benjolan di ketiak sebelah kanan dan setelah di periksa katanya mama aberrans.yang ingin saya tanyakan Apakah mama aberrans itu sangat berbahaya dan harus di operasi?jika tidak di operasi ada efeknya tidak?apakah juga bisa menjadi pemicu kanker?ada pengaruh sama bayi kalau ibu menyusui mengidap mama aberrans?terima kasih saya tunggu balasannya
BalasHapus